Toni Fisher Ketua LPHPA Lampung : Selamatkan Masa Depan Anak di Tengah Krisis Keamanan Kota Bandar Lampung
TRANSSEWU.COM – Tragedi yang menimpa seorang pelajar SMP akibat dikeroyok geng motor di Bandar Lampung bukan hanya sebuah peristiwa kriminal, tetapi juga cerminan krisis sosial yang mendalam. Toni Fisher, Ketua Lembaga Pemerhati Hak Perempuan dan Anak (LPHPA) Lampung, menyampaikan keprihatinannya atas situasi ini, yang tidak hanya merenggut nyawa generasi muda tetapi juga mencoreng citra Bandar Lampung sebagai kota transit dan tujuan wisata.
Bandar Lampung, yang dikenal sebagai tempat singgah strategis menuju destinasi wisata Lampung, memiliki daya tarik berupa keindahan alam dan ragam kuliner. Namun, kasus tawuran, pembegalan, dan pencurian kendaraan bermotor yang marak, terutama di malam hingga dini hari, telah menimbulkan keresahan masyarakat dan mengancam sektor ekonomi lokal, khususnya industri kuliner yang menjadi andalan kota.
Dampak Sosial dan Ekonomi yang Mengkhawatirkan
Kasus tawuran yang melibatkan anak-anak dan remaja kerap berujung pada kekerasan fisik, bahkan kehilangan nyawa. Jika kondisi ini terus berlangsung, Bandar Lampung berisiko mendapatkan stigma negatif sebagai kota yang tidak aman, terutama di malam hari. Hal ini dapat memengaruhi jumlah wisatawan yang datang, mengurangi daya tarik kota, dan melemahkan sektor usaha kuliner.
Toni Fisher menyoroti bahwa permasalahan ini tidak hanya membutuhkan penegakan hukum, tetapi juga pendekatan sosial yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan patroli polisi. Keterlibatan masyarakat, edukasi, dan perlindungan terhadap anak-anak harus menjadi prioritas,” ujar Toni Fisher.
Pentingnya Pendidikan Karakter
Dunia pendidikan di Bandar Lampung memiliki peran strategis dalam membentuk karakter generasi muda. Toni Fisher mendorong agar sekolah-sekolah menerapkan pendidikan karakter yang lebih kuat, guna menciptakan generasi yang berintegritas, bertanggung jawab, dan memiliki kesadaran sosial.
“Anak-anak adalah cerminan masa depan kita. Jika mereka tidak dibekali dengan pendidikan moral yang baik, maka kita hanya akan mengulang lingkaran kekerasan ini,” tegas Toni Fisher.
Kolaborasi untuk Menciptakan Kota Aman
Toni Fisher mengajak pemerintah kota, Forkopimda, DPRD, dan masyarakat untuk bersinergi dalam mengatasi masalah ini. Penertiban terhadap penggunaan knalpot bronx yang mengganggu kenyamanan warga juga menjadi salah satu langkah kecil yang perlu terus dilakukan demi menciptakan suasana kota yang lebih kondusif.
“Semua pihak harus bersatu untuk menjadikan Bandar Lampung kota yang aman dan ramah bagi semua, terutama bagi anak-anak yang merupakan aset masa depan kita,” lanjut Toni Fisher.
Harapan untuk Tahun 2025
Dengan langkah nyata dan kerja sama semua pihak, Toni Fisher optimis bahwa Bandar Lampung dapat mengatasi permasalahan ini. Ia berharap pada tahun 2025, tidak ada lagi tawuran, geng motor, ataupun aksi kriminal lainnya yang meresahkan masyarakat.
“Ini bukan hanya tentang keamanan, tetapi juga tentang menyelamatkan generasi penerus kita. Mari kita jadikan Bandar Lampung sebagai tempat yang aman, nyaman, dan penuh harapan untuk semua,” tutup Toni Fisher.
Editor : IFFAH, Yy. A.Md
TRANSSEWU.COM